04/05/2015

Keliling Indonesia di Taman Nusa, Gianyar

Bisa jalan jalan keliling Indonesia menjadi salah satu wishlist saya. Dengan adanya Taman Nusa di Gianyar ini semacam pencerahan buat saya yang berstatus kaum nine to five yang ga punya banyak waktu. Sesuai dengan taglinenya “See Indonesia In One Afternoon” bisa membuat saya merasakan keliling Indonesia dalam sehari. Konsepnya sih sama dengan Taman Mini Indonesia Indah, menyajikan rumah rumah adat dari seluruh propinsi di Indonesia. Tapi daripada saya harus jauh jauh ke Jakarta, lebih baik saya ke Gianyar untuk mengunjungi Taman Nusa. Perjalanan menuju Taman Nusa dari daerah Kuta tidak terlalu jauh, kurang lebih 1 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Untuk mencari lokasi Taman Nusa pun tidak terlalu susah, dengan mengkombinasikan map di handphone dengan bertanya pada warga setempat, saya pun sampai dengan mudahnya di taman yang seluas 15 hektar ini. HTM Taman Nusa seharga IDR 85K. Fasilitasnya pun cukup lengkap, mulai dari restoran hingga mushola. Jadi jangan khawatir kelaparan di sini ya bloggie. Ketika membayar tiket, kita akan otomatis diberikan buku panduan dan map di Taman Nusa ini.


Lobby Taman Nusa

Visitor Guide and Information Map
Begitu masuk area Taman Nusa, masih belum kelihatan rumah rumah adatnya, ga seperti bayangan saya. Ikuti terus saja jalan setapak, sampai nanti akhirnya menemukan bangunan yang besar dengan fasade kayu. Dari situlah pintu masuk menuju Kampung Budaya yang berisi rumah rumah adat dari seluruh Indonesia. Jangan sampai kebablasan ya bloggie. Karena ga bakal sadar deh kalo main enterancenya harus masuk ke bangunan itu.

Ini ceritanya lagi bingung masuknya lewat mana
Di dalam bangunan ini ada semacam display area untuk kebudayaan kebudayaan Indonesia. Dan nanti kita akan masuk ke bawah tangga, yang merupakan Zaman Prasejarah seperti yang dijelaskan di dalam map Taman Nusa. Jangan takut bloggie, memang keadaannya gelap, tapi memang itu main enterance nya kok. Pengunjung memasuki area sesuai dengan alur perkembangan zamannya, mulai dari zaman prasejarah sampai ke zaman Indonesia masa kini. Bahkan ada sasana, Indonesia di masa depan yaitu berisi harapan harapan bagi Indonesia di masa yang akan datang.



Di area Zaman Prasejarah ini, areanya dilengkapi dengan sound effect manusia manusia purba. Bukan horror sih, tapi cukup menegangkan. Karena banyak tanaman tanaman ala zaman purba gitu yang ditanam di sana. Takut aja ngebayangin kalo tiba tiba ada T-Rex atau Velocyraptor yang menyebul dari balik semak semak hahaha ! Setelah melewati area Zaman Prasejarah, kita akan memasuki Zaman Kerajaan yang ditandai dengan adanya miniatur Candi Borobudur.

Miniatur Candi Borobudur


Setelah melewati miniatur Candi Borobudur ini, kita akan dipandu menuju Kampung Budaya melalui jalan setapak. Dan akhirnya sampailah kita di Kampung Budaya. Di Kampung Budaya ini, rumah rumah adat diurutkan dari daerah timur Indonesia terlebih dahulu seperti Irian Jaya / Papua, Maluku, NTT, dan sekitarnya. Sedangkan daerah Jawa berada di urutan terakhir perjalanan kita di Kampung Budaya. Mungkin karena daerah daerah timur Indonesia belum banyak terekspos dan terkesan terabaikan. Oleh karena itu Taman Nusa meletakkannya di urutan pertama dalam Kampung Budaya ini.


Papua ada di urutan pertama

Saya kesana sekitar jam setengah 10, sehingga pengunjung belum banyak. Saya pun bisa leluasa mengambil foto tanpa takut terganggu pengunjung lain. Sebaiknya kalau ingin berkunjung kesini, semakin pagi semakin baik. Karena selain udaranya masih belum terlalu panas, suasananya pun masih kondusif untuk mengambil foto. Taman Nusa ini diset benar benar seperti taman, banyak ditumbuhi pepohonan. Sehingga suasananya pun teduh. Jangan takut bagi bloggie yang ga kuat jalan, karena disini disediakan mobil caddy untuk berkeliling Taman Nusa. Tapi saya kurang tahu ada biaya tambahan atau tidak, karena saya waktu itu ga ngerasain. Jangan khawatir juga bakal kehausan, karena di setiap jengkal ada penjaja stand minuman dan makanan kecil. Walaupun harga yang ditawarkan sedikit lebih tinggi dibanding dengan harga di luar. Saran saya, bawa air dari rumah lebih baik untuk menghemat (suara hati anak kos kere). Padahal di pintu masuk tertulis dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Tapi 2 bungkus kacang goreng, 1 bungkus roti kasur, dan 1 botol besar air mineral di tas saya lolos juga masuk kesini. Itu deh keuntungannya selalu menyandang tas ransel kesayangan saya. Semua barang bisa masuk, mulai dari yang kecil sampe dosa yang besar pun muat.

Mobil caddy
Stand makanan dan minuman
Di Taman Nusa ini menurut saya cukup informatif, karena di depan rumah adatnya diberikan penjelasan mengenai rumah adat tersebut. Selain itu, di dalam rumahnya pun dipajang barang barang yang merupakan komoditas daerah tersebut. Seperti contohnya rempah rempah di Maluku, kerajinan kapal phinisi dari daerah Sulawesi Tenggara, dan yang lainnya. Di sini juga banyak sanggar sanggar yang menyediakan life performance pada jam jam tertentu. Di antaranya Sanggar Mandailing yang menampilkan tari tarian dari daerah Sumatera, kemudian ada Sanggar Toraja yang menampilkan pertunjukkan musik khas Toraja.

Kapal phinisi di dalam botol
Mama asli Timor yang lagi menenun
Bapak asli Toba yang sedang buat ukiran
Kapal kapalan dari cengkeh, khas Maluku
Sanggar Toraja, musiknya bagus. Enak buat joged
Di setiap rumah adat, ada warga asli dari daerah tersebut yang didatangkan langsung oleh Taman Nusa. Ada satu hal yang menarik pandangan saya, yaitu mas mas asli Dayak yang lagi perform main alat musik khas Kalimantan Timur yang namanya Sape. Saya tertarik celana ketatnya suara yang dikeluarkan oleh alat musik Sape, indaaaaah banget bloggie. Saya sempat bengong dan merasa damai tiba tiba. Kemudian dengan semangat saya nyamperin si mas Dayak di atas rumah panggung, karena terpesona celana ketatnya permainan Sape nya.


Ini yang namanya celana ketat alat musik Sape
Uniknya, selain miniatur rumah adat, di bagian Toraja dibuat replika makam Lemo yang famous banget itu. Saya langsung happy banget liat replikanya. Memang, Toraja merupakan destinasi impian saya di tahun 2015 ini. Pesona Ketekesu dan pesona makam makam di Toraja benar benar membius saya. Toraja, i'm comiiiiing !


Suatu hari nanti saya akan foto di depan Ketekesu yang asli
Replika Lemo, makam kerajaan dari Toraja






Selesai mengelilingi rumah rumah adat di seluruh Indonesia, kita akan memasuki Indonesia pada jaman dahulu, diantaranya adalah replika tugu Soempah Pemuda dan tugu proklamasi lengkap dengan patung Bung Karno dan Bung Hatta. Selain itu menurut map ada gedung yang berisikan harapan harapan untuk Indonesia pada masa yang akan datang. Tapi sayangnya saat itu, gedung yang dimaksud ditutup. Sayang sekali. Selain gedung yang tutup, saya juga menyayangkan area labirin yang sudah tak terawat, malah ditumbuhi banyak tanaman tanaman liar. Mungkin ga banyak peminatnya kali ya labirin ini.



So guys, are you ready to See Indonesia in One Afternoon ? ;)

Taman Nusa | Indonesia Cultural Park

Jl. Taman Bali, Br. Blahpane Kelod, Desa Sidan, Sidan,
Kec. Gianyar, Kab. Gianyar, Bali 80582
Phone : 0361 952952
Harga Tiket Masuk : IDR 85.000

Website | Facebook

No comments:

Post a Comment